Silahkan Search di Blog Ini

Minggu, 20 Maret 2011

Tips Merawat Busi

BUSI menjadi kunci penting bagi dapur pacu kendaraan. Jika ngambek, perangkat mesin secanggih apa pun takkan bekerja. Sebenarnya, cara perawatan busi cukup mudah. Sebab, posisinya mudah dijangkau.

Langkah awal adalah melepas busi dengan kunci busi. Umumnya, setiap kendaraan memiliki tipe kunci berbeda. Jangan sekali-kali menggunakan kunci pas atau kunci yang bisa digunakan di satu tipe kendaraan.

Sebelum busi dilepas, lubang tempat busi bersemayam harus dibersihkan terlebih dahulu. Cukup dengan kain bersih. Ketika membersihkan, cek kondisi penutup busi, apakah masih dalam kondisi baik atau tidak.

Bersihkan busi itu dengan minyak tanah. Setelah bersih, keringkan busi dengan saksama. Bersihkan elektroda masa dengan kikir pelat berukuran tipis. Ukur celah busi untuk mengoptimalkan kinerja busi.

Ukurlah celah busi sesuai ketentuan pabrik mobil. Jika celah busi tersebut terlalu renggang, tingkat pengapiannya akan kurang. Itu akan berdampak pada turunnya performa mesin dan meningkatnya pemakaian bahan bakar. Buntutnya, konsumsi bahan bakar semakin boros.

Ukuran busi yang ideal berkisar 0,8 mm-1,2 mm. Tetapi jika masih kurang yakin, tanyakan langsung ke bengkel langganan atau engine tuner terdekat. Beberapa model busi premium malah dirancang agar tidak bisa diubah ukuran gapnya.

Kebersihan busi harus dijaga secara teratur. Agar umur pemakaian busi lebih panjang, sebaiknya jarak 5 ribu km mulai diperhitungkan. Pada jarak segitu, kondisi busi mulai kotor. Bersihkan dengan tiupan angin atau sikat khusus bila perlu.

Namun, jika kondisi busi sudah terlalu buruk, jangan ragu mengganti dengan yang baru. Harga per busi berkisar Rp 20 ribu-Rp 100 ribu, bergantung dari jenis busi dan kendaraan.

Gunakan busi sesuai standar pabrik mobil. Penggunaan yang tidak sesuai tipe dan merek akan berakibat fatal pada percikan dan kinerja mesin. Yang perlu diingat, busi berharga mahal tidak selalu menjamin kecocokan dengan mesin mobil. Setiap mesin memiliki toleransi tertentu untuk spesifikasi busi yang digunakan.

Hal utama yang menjadi patokan umum memilih busi adalah heat range. Itu adalah tingkat angka yang mewakili seberapa panas busi tersebut ketika beroperasi dalam keadaan normal. Jika angka heat range cocok dengan karakter mesin kendaraan, busi akan bekerja optimal.

Busi yang terlalu panas akan menimbulkan gejala ngelitik yang bisa merusak mesin. Sebaliknya, jika busi terlalu dingin, terjadi banyak penimbunan deposit pada ruang bakar akibat gagalnya pengapian.

Perhatikan pula ukuran busi. Pastikan sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan. Terakhir, jangan lupa baca label kemasan busi. Beberapa merek menggunakan suppression resistor atau perangkat untuk meredam emisi akibat percikan api. Peredaman itu berfungsi saat proses ignition terjadi. Biasanya ditunjukkan dengan huruf R pada kode busi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar